Selasa, 11 Oktober 2011

sedikit catatan GIS Bagi Perkebunan di kalimantan


Perusahaan perkebunan dewasa ini memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, karena komoditas ini merupakan salah satu andalan sumber devisa non migas, beberapa data yang dapat disampaikan disini adalah, untuk laju pertumbuhan pembangunan perkebunan kelapa sawit di Indonesia relatif sangat pesat dimulai pada tahun 1969 dimana untuk luasan areal sawit hanya 119,5 ribu ha dengan produksi 189 ribu ton, dan pada tahun 1995 terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit menjadi 2,025 juta ha, dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,7 juta ha dengan harapan mampu menyamai produksi minyak sawit (CPO) malaysia sebesar 9,9 juta ton minyak
Kondisi perkebunan kelapa sawit yang sangat luas dan tersebar di berbagai lokasi yang berjauhan berdampak pada volume data serta informasi yang besar dan kompleks yang selalu terkait dengan informasi  spasial (geografis). Ada bebarapa faktor yang penting dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang efektif diantaranya adalah ketersediaan informasi yang akurat dan memadai untuk kegiatan perkebunan. 
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi spasial, dibutuhkan informasi dari pengambilan data melalui pemanfaatan photo udara, Citra Landsat maupun Citra Ikonos yang di integrasikan dengan informasi yang ada di lapangan maupun data sekunder di perusahaan.
Dengan memanfaatkan  sistem informasi spasial (geografis) proses pengambilan beberapa keputusan yang diperlukan oleh devisi devisi operasional di perusahaan akan sangat terbantu  seperti proses perencanaan, pemeliharaan dan pengawasan, dan tujuan dari pemanfaatan tekhnologi GIS dalam membantu  meningkatkan kinerja perusahaan  dimasa yang akan datang.
Tuntutan yang diharapkan oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya antara lain :
  • Efisien
  • Transparan
  • Cepat bertindak (Responsif)
  • Tepat bertindak
  • Kompetitif
  • Siap menghadapi perubahan
Penggunaan tehnologi GIS merupakan suatu alternatif kalau tidak bisa dikatakan suatu keharusan bagi setiap Badan Usaha apabila ingin ikut serta dalam persaingan usaha tingkat global, dangan memanfaatkan tehnologi GIS diperlukan dukungan yang sangat kuat seperti :
  • Sumber Daya Manusia yang berkualitas
  • Data dan Informasi
  • Jaringan Usaha
  • Komitmen dari Stake Holder
B.    MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan  dalam memanfaatkan tekhnologi GIS adalah untuk membangun informasi geografis yang disesuaikan dengan berbagai kondisi dan kebutuhan perusahaan, terutama dalam beberapa hal seperti pemanfaatan data spasial untuk mengembangkan sistem informasi, data serta pengintegrasian data spasial dengan data non spasial yang saling berkaitan, dengan tujuan :
  1. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap sistem informasi yang sudah ada.
  2. Melakukan analisis kebutuhan untuk sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
  3. Mengintegrasikan sistem informasi spasial dengan informasi yang sudah ada pada devisi-devisi operasional melalui pengembangan prototipe.
Dengan adanya data-data primer dan sekunder dalam bentuk digital akan lebih mudah di-akses dan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan serta ber-georeferensi sehingga mempercepat perolehan data serta mendukung kebutuhan pengembangan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
C.  GEGRAPHY INFORMATION SYSTEM BAGI PERKEBUNAN
Penggunaan GIS bagi perusahaan perkebunan dapat di-integrasikan dalam sistem sistem lain yang  saling berkaitan dan dapat mengakses informasi lebih akurat serta ber referensi pada kegiatan global pada dunia usaha seperti :
  • Multi Platform OS
  • Web Based
  • Arc View /Arc Info/ArcGIS
  • RDBMS SQL Server
  • Integrasi ke Software Akuntansi
  • Membentuk manajemen terendah sesuai kebutuhan
D.  DIAGRAM SISTEM INFORMASI PERKEBUNAN BERBASIS SIG
Selama data dan informasi perkebunan yang disajikan dalam bentuk angka dan teks sedangkan peta dalam bentuk manual atau skets-skets, maka berbagai informasi yang disajikan dalam alur tersebut sangat tidak efisien dan membutuhkan SDM dan Dana yang tidak sedikit,  tetapi dalam alur informasi yang mengadopsi sistem GIS, informasi  sudah di plot dalam kerangka perencanaan dan penyajian yang sistematis seperti;
  • Perencanaan Penanaman
  • Pengelolaan dan Monitoring Penanaman
  • Perencanaan Perawatan/Maintenance
  • Pengelolaan dan Monitoring Perawatan
  • Perencanaan Panen
  • Pengelolaan dan Monitoring Panen
  • Monitoring biaya operasi
  • Monitoring pendapatan hasil Panen
  • Informasi penyediaan hasil panen
  • Pengelolaan Distribusi dan Angkutan/traksi
  • Perencanaan, Pengelolaan, Monitoring Sarana dan Prasarana
Sedangkan komponen sistem informasi perkebunan yang berbasis SIG terbagi dalam tiga (3) tingkatan (user)  kegiatan dan fungsi  :
E.  DATA
Data adalah suatu informasi yang sangat mendasar dalam pemanfaatan tehnologi GIS terutama dalam perancangan prototipe sistem GIS yang akan dibangun, informasi dasar berupa data  dibentuk dari keseragaman informasi yang telah ada di perusahaan perkebunan saat ini, dari data yang bersifat manual disajikan menjadi bentuk data digital dan di ubah dalam bentuk data spasial keruangan maupun data grafis (atribut dan kode-kode). Disini penulis mencoba memberi gambaran ilustrasi pada pola perencanaan sistem yang terintegrasi pada 3 (tiga) Departement yakni Survey and Planning Departement, Agronomi Department, serta Traksi/Tekhnic Depertment.
Kebutuhan data dalam perancangan prototipe GIS dapat diilustrasikan antara lain meliputi
-     Divisi Planning and Survey Department
  •  Peta Kesesuaian Lahan
  •  Peta Tata Ruang (Blok, Afdeling)
  •  Peta Topografi
  •  Peta Infrastruktur Transportasi
  •  Peta Prasarana Umum dan Prasarana Sosial
  •  Peta Pengairan/Drainage
-      Divisi Agronomi Department
  • Data/Peta Sebaran Tanaman
  • Data Perlakuan Pemupukan terhadap tanaman
  • Perencanaan dan Monitoring Pemupukan
  • Data/Peta Perawatan Tanaman (Piringan dan Gawangan)
  • Data/Riwayat Serangan Hama
  • Data Pola Penanggulangan serangan hama
-     Perencanaan dan Monitoring Panen
  •  Peta tingkat Produksi
  •  Data Pemungutan Hasil Panen
  •  Data Perawatanan tanaman pasca panen (pruning)
  •  Data Kebutuhan SDM
-     Devisi Tehnik (Traction)
  •  Data Pengangkutan Hasil Panen
  •  Data Penggunaan Alat Berat dan Alat Transportasi
  •  Data/Peta Jalur Sarana dan Prasarana Angkutan
Untuk kebutuhan data lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan antar departement dan atau melakukan perubahan terhadap kebutuhan data yang akan ditampilkan dan dibutuhkan oleh manajemen dalam menganalisa kemajuan kebun.
Kebutuhan Data yang akan di tampilkan harus segera di simpulkan sedetail mungkin arah dan tujuan data  dan dapat di kordinasikan dengan perancang system, agar system yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk jangka panjang, sehingga dapat mempercepat alur informasi nantinya.
F.    PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem alur informasi dilakukan dengan tekhnik permodelan yang berorientasi pada proses dan data, dimana data di input dari berbagai divisi/departemen dalam alur mekanisme perkebunan yang di-sesuaikan dengan kebutuhan, yang telah melalui analisasi dan diskripsi untuk dijadikan sebagai Data Base Manajemen Sistem (DBMS)   dan di olah serta dianalisa kembali melalui Sistem Informasi Geografis untuk dijadikan berbagai bentuk informasi yang dibutuhkan.
  • Pemasukan Data (Input Data) Memasukan data (input data)  dalam membangun sistem yang berbasis GIS difokuskan pada struktur basis data spasial, yang dibagi dalam beberapa lapisan data, sesuai dengan karakteristik data perkebunan, dapat diilustrasikan pada diagram gambar
  • Input Data GIS berintegrasi  dengan sumber data Lain :Input Data yang di fokuskan dalam data spasial mengambil beberapa data sebagai data atribut dalam menyempurnakan kebutuhan data untuk membangun sistem yang akan di aplikasikan, data atribut disesuaikan dengan kebutuhan data untuk dijadikan Data Base.
 
G.   ANALISA SISTEM
Selama ini data dan informasi yang dibangun dalam sistem perkebunan disajikan dalam bentuk laporan dan bentuk manual sehingga ke akuratan informasi yang disajikan sangat lemah, untuk itu diperlukan analisa analisa yang akurat. Analisa sistem perlu dilakukan dalam pembangunan sistem yang berbasis GIS, hal ini dilakukan untuk mengetahui masalah  serta peluang dan kelayakan sistem, analisa sistem dilakukan terhadap sistem organisasi yang telah berjalan, untuk menentukan bentuk dan model prototipe sistem yang akan dibangun.
H.   PEMBANGUNAN PROTOTIPE SISTEM SIG
Pembangunan sistem dan prototipe GIS dibangun dengan piranti lunak (Soft Ware) Arc Info, Arc View,ArcGIS yang dipadukan dengan  bahasa pemrogaman  seperti visual basic, Avenue  dan lain sebagainya yang beroperasi pada sistem operasi  Windows 98 atau Windows NT/2000 dan XP,win7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar