Kondisi perkebunan kelapa sawit yang
sangat luas dan tersebar di berbagai lokasi yang berjauhan berdampak
pada
volume data serta informasi yang besar dan kompleks yang selalu terkait
dengan
informasi spasial (geografis). Ada bebarapa faktor yang penting dalam
pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang efektif diantaranya adalah
ketersediaan informasi yang akurat dan memadai untuk kegiatan
perkebunan.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
informasi spasial, dibutuhkan informasi dari pengambilan data melalui
pemanfaatan photo udara, Citra Landsat maupun Citra Ikonos yang di
integrasikan
dengan informasi yang ada di lapangan maupun data sekunder di
perusahaan.
Dengan memanfaatkan sistem
informasi spasial (geografis) proses pengambilan beberapa keputusan yang
diperlukan oleh devisi devisi operasional di perusahaan akan sangat
terbantu seperti proses perencanaan, pemeliharaan dan pengawasan, dan
tujuan dari pemanfaatan tekhnologi GIS dalam membantu meningkatkan
kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.
Tuntutan
yang diharapkan oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya antara
lain :
- Efisien
- Transparan
- Cepat
bertindak (Responsif)
- Tepat
bertindak
- Kompetitif
- Siap
menghadapi perubahan
Penggunaan
tehnologi GIS merupakan suatu alternatif kalau tidak bisa dikatakan
suatu
keharusan bagi setiap Badan Usaha apabila ingin ikut serta dalam
persaingan
usaha tingkat global, dangan memanfaatkan tehnologi GIS diperlukan
dukungan
yang sangat kuat seperti :
- Sumber Daya
Manusia yang berkualitas
- Data
dan
Informasi
- Jaringan
Usaha
- Komitmen
dari Stake Holder
B.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dalam
memanfaatkan tekhnologi GIS adalah untuk membangun informasi geografis
yang
disesuaikan dengan berbagai kondisi dan kebutuhan perusahaan, terutama
dalam
beberapa hal seperti pemanfaatan data spasial untuk mengembangkan sistem
informasi,
data serta pengintegrasian data spasial dengan data non spasial yang
saling
berkaitan, dengan tujuan :
- Melakukan
kajian dan evaluasi terhadap sistem informasi yang sudah ada.
- Melakukan
analisis kebutuhan untuk sistem informasi yang dikembangkan sesuai
dengan
kebutuhan.
- Mengintegrasikan
sistem informasi spasial dengan informasi yang sudah ada pada
devisi-devisi operasional melalui pengembangan prototipe.
Dengan adanya data-data primer dan
sekunder dalam bentuk digital akan lebih mudah di-akses dan diperbaharui
sesuai
dengan kebutuhan serta ber-georeferensi sehingga mempercepat perolehan
data
serta mendukung kebutuhan pengembangan perusahaan dalam jangka pendek
maupun
jangka panjang.
C.
GEGRAPHY INFORMATION SYSTEM BAGI PERKEBUNAN
Penggunaan GIS bagi perusahaan
perkebunan dapat di-integrasikan dalam sistem sistem lain yang saling
berkaitan dan dapat mengakses informasi lebih akurat serta ber referensi
pada
kegiatan global pada dunia usaha seperti :
- Multi
Platform OS
- Web Based
- Arc
View
/Arc Info/ArcGIS
- RDBMS SQL
Server
- Integrasi
ke Software Akuntansi
- Membentuk
manajemen terendah sesuai kebutuhan
D.
DIAGRAM SISTEM INFORMASI PERKEBUNAN BERBASIS SIG
Selama data dan informasi perkebunan
yang disajikan dalam bentuk angka dan teks sedangkan peta dalam bentuk
manual
atau skets-skets, maka berbagai informasi yang disajikan dalam alur
tersebut
sangat tidak efisien dan membutuhkan SDM dan Dana yang tidak sedikit, tetapi
dalam alur informasi yang mengadopsi sistem GIS, informasi sudah di
plot
dalam kerangka perencanaan dan penyajian yang sistematis seperti;
- Perencanaan
Penanaman
- Pengelolaan
dan Monitoring Penanaman
- Perencanaan
Perawatan/Maintenance
- Pengelolaan
dan Monitoring Perawatan
- Perencanaan
Panen
- Pengelolaan
dan Monitoring Panen
- Monitoring
biaya operasi
- Monitoring pendapatan
hasil Panen
- Informasi
penyediaan hasil panen
- Pengelolaan
Distribusi dan Angkutan/traksi
- Perencanaan,
Pengelolaan, Monitoring Sarana dan Prasarana
Sedangkan
komponen sistem informasi perkebunan yang berbasis SIG terbagi dalam
tiga (3)
tingkatan (user) kegiatan dan fungsi :
E.
DATA
Data adalah suatu informasi yang sangat
mendasar dalam pemanfaatan tehnologi GIS terutama dalam perancangan
prototipe
sistem GIS yang akan dibangun, informasi dasar berupa data dibentuk
dari
keseragaman informasi yang telah ada di perusahaan perkebunan saat ini,
dari
data yang bersifat manual disajikan menjadi bentuk data digital dan di
ubah
dalam bentuk data spasial keruangan maupun data grafis (atribut dan
kode-kode).
Disini penulis mencoba memberi gambaran ilustrasi pada pola perencanaan
sistem
yang terintegrasi pada 3 (tiga) Departement yakni Survey and Planning
Departement,
Agronomi Department, serta Traksi/Tekhnic Depertment.
Kebutuhan
data dalam perancangan prototipe GIS dapat diilustrasikan antara lain
meliputi
-
Divisi Planning and Survey Department
- Peta
Kesesuaian Lahan
- Peta
Tata Ruang (Blok, Afdeling)
- Peta
Topografi
- Peta
Infrastruktur Transportasi
- Peta
Prasarana Umum dan Prasarana Sosial
- Peta
Pengairan/Drainage
-
Divisi Agronomi Department
- Data/Peta
Sebaran Tanaman
- Data
Perlakuan Pemupukan terhadap tanaman
- Perencanaan
dan Monitoring Pemupukan
- Data/Peta
Perawatan Tanaman (Piringan dan Gawangan)
- Data/Riwayat
Serangan Hama
- Data Pola
Penanggulangan serangan hama
- Perencanaan
dan
Monitoring Panen
- Peta
tingkat Produksi
- Data
Pemungutan Hasil Panen
- Data
Perawatanan tanaman pasca panen (pruning)
- Data
Kebutuhan SDM
-
Devisi Tehnik (Traction)
- Data
Pengangkutan Hasil Panen
- Data
Penggunaan Alat Berat dan Alat Transportasi
- Data/Peta
Jalur Sarana dan Prasarana Angkutan
Untuk kebutuhan data lainnya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan antar departement dan atau melakukan
perubahan
terhadap kebutuhan data yang akan ditampilkan dan dibutuhkan oleh
manajemen
dalam menganalisa kemajuan kebun.
Kebutuhan Data yang akan di tampilkan
harus segera di simpulkan sedetail mungkin arah dan tujuan data dan
dapat
di kordinasikan dengan perancang system, agar system yang dihasilkan
dapat
dipergunakan untuk jangka panjang, sehingga dapat mempercepat alur
informasi
nantinya.
F.
PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem alur informasi
dilakukan dengan tekhnik permodelan yang berorientasi pada proses dan
data,
dimana data di input dari berbagai divisi/departemen dalam alur
mekanisme
perkebunan yang di-sesuaikan dengan kebutuhan, yang telah melalui
analisasi dan
diskripsi untuk dijadikan sebagai Data Base Manajemen Sistem (DBMS)
dan di olah serta dianalisa kembali melalui Sistem Informasi Geografis
untuk
dijadikan berbagai bentuk informasi yang dibutuhkan.
- Pemasukan
Data (Input Data) Memasukan data (input data) dalam membangun
sistem
yang berbasis GIS difokuskan pada struktur basis data spasial, yang
dibagi
dalam beberapa lapisan data, sesuai dengan karakteristik data
perkebunan,
dapat diilustrasikan pada diagram gambar
- Input
Data GIS berintegrasi dengan sumber data Lain :Input Data yang di
fokuskan dalam data spasial mengambil beberapa data sebagai data
atribut
dalam menyempurnakan kebutuhan data untuk membangun sistem yang
akan di
aplikasikan, data atribut disesuaikan dengan kebutuhan data untuk
dijadikan Data Base.
G.
ANALISA SISTEM
Selama ini data dan informasi yang
dibangun dalam sistem perkebunan disajikan dalam bentuk laporan dan
bentuk
manual sehingga ke akuratan informasi yang disajikan sangat lemah, untuk
itu
diperlukan analisa analisa yang akurat. Analisa sistem perlu dilakukan
dalam
pembangunan sistem yang berbasis GIS, hal ini dilakukan untuk mengetahui
masalah serta peluang dan kelayakan sistem, analisa sistem dilakukan
terhadap
sistem organisasi yang telah berjalan, untuk menentukan bentuk dan model
prototipe sistem yang akan dibangun.
H.
PEMBANGUNAN PROTOTIPE SISTEM SIG
Pembangunan
sistem dan prototipe GIS dibangun dengan piranti lunak (Soft Ware) Arc
Info,
Arc View,ArcGIS yang dipadukan dengan bahasa
pemrogaman
seperti visual basic, Avenue dan lain sebagainya yang beroperasi pada
sistem operasi Windows 98 atau Windows NT/2000 dan XP,win7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar